Sabtu, 31 Oktober 2015

TEKNOLOGI KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan dunia salah satunya ditandai dengan perkembangan IPTEK yang sangat pesat yang selalu memberikan kemudahan dan keleluasaan tanpa batas waktu, ruang dan jarak. Koneksi secara elektronik antarnegara, antarkawasan, antarbenua bisa dilakukan dengan mudah. Inovasi-inovasi yang dihasilkan berkembang pesat dan mempengaruhi disemua bidang kehidupan manusia. Bidang ekonomi, bidang Hankam, bidang Sosial budaya, bidang Politik, dan bidang Pendidikan tidak pernah lepas dari sirkulasi teknologi. Perkembangan teknologi komunikasi mempengaruhi perkembangan pembangunan suatu bangsa yang mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan menemukan informasi yang tidak terbatas melalui media sederhana tetapi juga melalui media teknologi tinggi sebagai sumber informasi.
Salah satu bidang yang mendapatkan dampak yang cukup berarti dengan perkembangan teknologi komunikasi adalah bidang pendidikan, dimana pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan informasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi-informasi pendidikan, yang memiliki unsur-unsur: pendidik sebagai sumber informasi, media sebagai sarana penyajian ide, gagasan dan materi pendidikan serta peserta didik sebagai pembelajar. Dengan perkembangan ini juga mempengaruhi perubahan penyelenggaraan pendidikan nasional di Indonesia, sehingga sudah sepatutnya pendidikan nasional dilaksanakan secara kondusif sebagai salah satu tuntutan zaman dengan segala perkembangannya, dan membawa kita ke arah globalisasi yang menuntut kita untuk terus mengembangkan Sumber daya Manusia (SDM).
Dengan penggunaan media elektronik dalam pemebelajaran maka dikenal dengan pembelajaran elektronik (e-learning). Dalam berbagai literatur e-learning tidak terlepas dari jaringan Internet, karena media ini yang dijadikan sarana untuk penyajian ide dan gagasan pembelajaran. Hal ini menunjukan bahwa teknologi komunikasi berperan dalam teknologi pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Dalam kajian makalah ini, akan dibahas tentang: Bagaimana peranan teknologi komunikasi dalam bidang pendidikan. Bagaimana karakteristik yang dimiliki teknologi komunikasi jika diterapkan dalam pendidikan formal. Bagaimana kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh teknologi komunikasi pendidikan yang diaplikasikan dalam pendidikan formal.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang didapat antara lain,
1.   Bagaimana teknologi komunikasi dalam metodologi pembelajaran?
2.   Seperti apa teknologi komunikasi dalam modernisasi pendidikan?
3.   Apa saja fungsi teknologi komunikasi  dalam pendidikan?
4.   Apa saja faktor pendukung teknologi komunikasi dalam pendidikan?
5.   Apa saja masalah penggunaan teknologi komunikasi dalam pendidikan?
6.   Apa saja karakteristik teknologi komunikasi dalam pendidikan?
7.   Apa saja kelebihan dan kekurangan penerapan teknologi komunikasi dalam
      pendidikan?

1.3. Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai antara lain,
1.      Mengetahui dan memahami teknologi komunikasi dalam metodologi pembelajaran.
2.      Mengetahui dan memahami teknologi komunikasi dalam modernisasi pendidikan.
3.      Mengetahui dan memahami fungsi teknologi komunikasi  dalam pendidikan.
4.      Mengetahui dan memahami faktor pendukung teknologi komunikasi dalam pendidikan.
5.      Mengetahui dan memahami masalah penggunaan teknologi komunikasi dalam pendidikan.
6.      Mengetahui dan memahami karakteristik teknologi komunikasi dalam pendidikan.
7.      Mengetahui dan memahami kelebihan dan kekurangan penerapan teknologi komunikasi dalam pendidikan.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1.      Teknologi Komunikasi dalam Metodologi Pembelajaran
Kata teknologi sering dipahami oleh orang awam sebagai sesuatu yang berupa mesin atau hal-hal yang berkaitan dengan permesinan, namun sesungguhnya teknologi pendidikan memiliki makna yang lebih luas, karena teknologi pendidikan merupakan perpaduan dari unsur manusia, mesin, ide, prosedur, dan pengelolaannya (Hoba, 1977), kemudian pengertian tersebut akan lebih jelas dengan pengertian bahwa pada hakikatnya teknologi adalah penerapan dari ilmu atau pengetahuan lain yang terorganisir ke dalam tugas-tugas praktis (Galbraith, 1977). Teknologi tidak dapat dipisahkan dari masalah, sebab teknologi lahir dan dikembangkan untuk memecahkan perpermasalahan yang dihadapi oleh manusia, dalam hal ini keberadaan teknologi harus dimaknai sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam masalah pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut, maka teknologi pendidikan juga dapat dipandang sebagai suatu produk dan proses (Sadiman, 1993). Sebagai suatu produk teknologi pendidikan mudah dipahami karena sifatnya lebih konkrit seperti radio, televisi, proyektor dan sebagainya. Teknologi pendidikan bisa dipahami sebagai sesuatu proses yang kompleks, dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan untuk mengatasi permasalahan melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah tersebut yang mencakup semua aspek belajar manusia. (AECT, 1977). Sejalan dengan hal tersebut, maka lahirnya teknologi pendidikan dari adanya permasalahan dalam pendidikan. Permasalahan pendidikan yang mencuat saat ini, meliputi pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan mutu/kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Permasalahan serius yang masih dirasakan oleh pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi adalah masalah kualitas, tentu saja ini dapat di pecahkan melalui pendekatan teknologi pendidikan.
Terdapat tiga prinsip dasar dalam teknologi pendidikan sebagai acuan dalam pengembangan dan pemanfaatannya, yaitu : pendekatan sistem, berorientasi pada siswa/mahasiswa, dan pemanfaatan sumber belajar (Sadiman, 1984:44). Prinsip pendekatan sistem berarti bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran perlu desain/perancangan dengan menggunakan pendekatan sistem. Dalam merancang pembelajaran diperlukan langkah-llangkah procedural meliputi : identifikasi masalah, analisis keadaan, identifikasi tujuan, pengelolaan pembelajaran, penetapan metode, penetapan media evaluasi pembelajaran (IDI model, 1989) . Prinsip berorientasi pada siswa beratri bahwa dalam pembelajaran hendaknya memusatkan perhatiannya pada peserta didik dengan memperhatikan karakteristik, minat, potensi dari siswa. Prinsip pemanfaatan sumber belajar berarti dalam pembelajaran siswa hendaknya dapat memanfaatkan sumber belajar untuk mengakses pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya.
Teknologi pendidikan merupakan suatu bidang yang menekankan pada aspek belajar siswa melalui suatu upaya yang dilakukan dalam kegiatan pendidikan dengan memperhatikan bagaimana siswa dapat belajar, dengan cara mengidentifikasi, mengembangkan, mengorganisasi, serta menggunakan segala macam sumber belajar untuk mencapai tujuan. Dengan demikian upaya pemecahan masalah dalam pendekatan teknologi pendidikan adalah dengan mendayagunakan sumber belajar. Hal ini sesuai dengan ditandai dengan pengubahan istilah dari teknologi pendidikan menjadi teknologi pembelajaran.

2.2.      Teknologi Komunikasi dalam Modernisasi Pendidikan
Menurut Resnick (2002) ada tiga hal penting yang harus dipikirkan ulang terkait dengan modernisasi pendidikan: (1) bagaimana kita belajar (how people learn); (2) apa yang kita pelajari (what people learn); dan (3) kapan dan dimana kita belajar (where and when people learn).
Bagaimana kita belajar, terkait dengan metode dan model pembelajaran yang terjadi melalui interaksi antara guru dengan siswa dalam pembelajaran. Terkait dengan ini, menurut Pannen (2005), saat ini terjadi perubahan paradigma pembelajaran terkait dengan ketergantungan terhadap guru dan peran guru dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran seharusnya tidak 100% bergantung kepada guru lagi (instructor dependent) tetapi lebih banyak terpusat kepada siswa (student-centered learning atau instructor independent), sehingga guru tidak lagi dijadikan satu-satunya rujukan semua pengetahuan tetapi lebih sebagai fasilitator atau konsultan.
Secara umum, penerapan teknologi komunikasi dalam pendidikan yaitu penerapan pada kegiatan pembelajaran dan penerapan pada kegiatan administratif institusi. Lebih jauh mengenai peranannya, dijelaskan sebagai berikut:
     
      a.      Penerapan di dalam kegiatan pembelajaran.
Peranan teknologi komunikasi dalam pembelajaran ditandai dengan hadirnya e-learning dengan semua variasi tingkatannya telah memfasilitasi perubahan dalam pembelajaran yang disampaikan melalui semua media elektronik termasuk seperti: audio/video, TV interaktif, CD ROM, intranet dan internet. Secara umum, peranan e-learning dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni: Komplementer, mengandaikan bahwa cara pembelajaran dengan pertemuan tatap-muka masih berjalan tetapi ditambah dengan model interaksi berbantuan teknologi informasi; Substitusi, sebagian besar proses pembelajaran dilakukan berbantuan teknologi informasi.
Dalam kegiatan pembelajaran, penerapan teknologi komunikasi dapat terlihat dari bagaimana cara pendidik memberikan sebuah materi yang disampaikan kepada peserta didik. Peran sekolah sebagai institusi yang memfasilitasi sarana (teknologi komunikasi) dalam menunjang kegiatan pembelajaran, seperti komputer atau laptop, Internet atau jaringan wifi, LCD proyektor, TV, VCD, OHP/OHT, Tape recorder dan sebagainya. Dari fasilitas-fasilitas yang ada tersebut dapat dimanfaatkan pendidik untuk mengakomodasi teknik pembelajaran yang akan digunakan.
Paradigma dari perkembangan teknologi komunikasi yang ada mengakibatkan model belajar konvensinal sedikit demi sedikit berubah. Untuk itu tuntutan bagi pendidik agar bisa mengikuti perkembangan teknologi komunikasi yang ada. Sehingga diharapkan kegiatan belajar berjalan efektif karena ditunjang dengan kemapuan dari pendidik dalam memanfaatkan teknologi yang ada.
Beberapa contoh penerapan teknologi komunikasi dalam kegiatan pembelajaran adalah:
1)     Penggunaan media pembelajaran oleh pendidik dalam penyampaian materi pelajaran seperti Power Point, Windows Journal, CD tutorial dan interaktif, Penggunaan OHT, tutor audio, dan sebagainya.
2)    Penggunaan internet atau jaringan wifi yang disediakan oleh sekolah sebagai sarana peserta didik untuk mencari referensi tugas-tugas yang diberikan oleh pendidik.
3)     Penggunaan komputer sebagai sarana praktek terhadap materi-materi tertentu yang memang membutuhkan fasiltas komputer seperti, materi TIK yang mengajarkan penggunaan aplikasi office, desain grafis, dan sebagainya.

            b.      Penerapan di dalam kegiatan administratif institusi.
Dalam menjalankan seluruh kegiatan operasinalnya, sekolah banyak memanfaatkan berbagai teknologi, khusunya yang berbasis teknologi komunikasi untuk mempermudah seluruh kegiatannya. Contoh penerapan teknologi komunikasi dalam kegiatan administratif adalah:
1)     Penggunaan komputer dalam sistem penilaian prestasi akademis peserta didik.
2)     Penggunaan komputer untuk pendataandatabase identitas seluruh warga sekolah baik peserta didik dan pendidik.
3)     Penggunaan internet sebagai akses aktualisasi identitas institusi pendidikan (website sekolah atau perguruan tinggi) dan monitoring penialaian secara online.
4)     Penggunaan perangkat audio (sound sistem, tape recorder) dan visual (LCD proyektor, TV) untuk kegiatan di luar pembelajaran seperti rapat, diklat, seminar, dan sebagainya.

2.3.      Fungsi Teknologi Komunikasi  dalam Pendidikan
Teknologi komunikasi memilliki tiga fungsi utama yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu: (1) Teknologi berfungsi sebagai alat (tools). Dalam hal ini, teknologi komunikasi digunakan sebagai alat bantu bagi pengguna (user) atau siswa untuk membantu pembelajaran, misalnya dalam mengolah kata, mengolah angka, membuat desain grafis, membuat database, membuat program administratif untuk siswa, guru dan staf, data kepegawaian, keungan dan sebagainya. (2) Teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan (science). Dalam hal ini teknologi sebagai bagian dari disiplin ilmu yang harus dikuasai oleh siswa dalam meningkatkan kompetensinya. (3) Teknologi berfungsi sebagai bahan dan alat bantu untuk pembelajaran (literacy). Dalam hal ini teknologi dimaknai sebagai bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untuk menguasai sebuah kompetensi berbantuan komputer dengan tetap menjadikan guru sebagai fasilitator, motivator, transmiter, dan evaluator dalam prinsip pembelajaran tuntas.
Dengan demikian, teknologi informasi dan komunkasi harus tetap ada dalam pendidikan dan terus dikembangkan dengan cara: (1) Meminimalisir kelemahan internal dengan mengadakan perkenalan teknologi informasi global dengan alat teknologi informasi itu sendiri (radio, televisi, komputer), (2) Mengembangkan teknologi informasi menjangkau seluruh daerah dengan teknologi informasi itu sendiri (Local Area Network, Metropolitan Area Network dan Wide Area Network), dan (3) Pengembangan warga institusi pendidikan menjadi masyarakat berbasis teknologi informasi agar dapat berdampingan dengan teknologi informasi melalui alat-alat teknologi informasi.
Peran dan fungsi teknologi informasi dalam konteks yang lebih luas, yaitu dalam manajemen dunia pendidikan, berdasar studi tentang tujuan pemanfaatan teknologi informasi di dunia pendidikan terkemuka di Amerika, Alavi dan Gallupe (2003) menemukan beberapa tujuan pemanfaatan teknologi informasi, yaitu (1) memperbaiki competitive positioning; (2) meningkatkan brand image; (3) meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengajaran; (4) meningkatkan kepuasan siswa; (5) meningkatkan pendapatan; (6) memperluas basis siswa; (7) meningkatkan kualitas pelayanan; (8)mengurangi biaya operasional; dan (9) mengembangkan produk dan layanan baru. Karenanya, tidak mengherankan jika saat ini banyak institusi pendidikan di Indonesia yang berlomba berinvestasi dalam bidang teknologi informasi untuk memenangkan persaingan yang semakin ketat. Maka dari itu untuk memenangkan pendidikan yang bermutu maka disolusikan untuk memposisikan institusi pendidikan pada lingkungan peluang yang menguntungkan dan kekuatan internal yang kuat.

2.4.      Faktor Pendukung Teknologi Komunikasi dalam Pendidikan
Teknologi komunikasi yang merupakan bahan pokok dari e-learning itu sendiri berperan dalam menciptakan pelayanan yang cepat, akurat, teratur, akuntabel dan terpercaya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi teknologi informasi yaitu: (1)Infrastruktur, (2)Sumber Daya Manusia, (3)Kebijakan, (4)Finansial, dan (5)Konten dan Aplikasi (Soekartawi,2003).
Dengan demikian, agar teknologi komunikasi dapat berkembang dengan pesat maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yakni: Pertama, dibutuhkan infrastruktur yang memungkinkan akses informasi di manapun dengan kecepatan yang mencukupi. Kedua, faktor SDM menuntut ketersediaan human brain yang menguasai teknologi tinggi. Ketiga, faktor kebijakan menuntut adanya kebijakan berskala makro dan mikro yang berpihak pada pengembangan teknologi informasi jangka panjang. Keempat, faktor finansial membutuhkan adanya sikap positif dari pihak-pihak penyedia dana seperti pemerintah, bank dan lembaga keuangan lain untuk membantu pengembangan teknologi komunikasi dalam pendidikan. Kelima, faktor konten dan aplikasi menuntut adanya informasi yang disampai pada orang, tempat, dan waktu yang tepat serta ketersediaan aplikasi untuk menyampaikan konten tersebut dengan nyaman pada penggunanya.
E-learning yang merupakan salah satu produk teknologi informasi dalam pendidikan tentu juga memiliki faktor pendukung dalam terciptanya pendidikan yang bermutu, adapun faktor-faktor tersebut; Pertama, harus ada kebijakan sebagai payung yang antara lain mencakup sistem pembiayaan dan arah pengembangan. Kedua, pengembangan isi atau materi, misalnya kurikulum harus berbasis teknologi komunikasi. Dengan demikian, nantinya yang dikembangkan tak sebatas operasional atau latihan penggunaan komputer. Ketiga, persiapan tenaga pengajar, dan Keempat, penyediaan perangkat kerasnya (Soekartawi,2003).

2.5.      Masalah Penggunaan Teknologi Komunikasi dalam Pendidikan
Teknologi komunikasi mengalami perkembangan yang sangat pesat yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, salah satu teknologi informasi dan komunikasi yang sangat canggih adalah internet. Internet merupakan salah satu instrumen dalam era globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubung dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau kebangsaan. Melalui internet setiap orang dapat mengakses ke dunia global untuk memperoleh informasi dalam berbagai bidang dan pada gilirannya akan memberikan pengaruh dalam keseluruhan perilakunya. Kehadiran teknologi komunikasi membawa banyak potensi manfaat bagi pendidikan, disamping itu kehadiran teknologi komunikasi juga dapat membawa masalah. Khususnya Internet, penyebaran informasi yang sangat luas, cepat dan sulit terkendalikan telah membuka akses terhadap informasi yang tidak bermanfaat dan merusak moral bagi sebagian pengguna. Karena itu, penyiapan etika siswa juga perlu dilakukan dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikas untuk menghadang berbagai informasi yang tidak bermanfaat.
Kehadiran teknologi komunikasi membawa pengaruh pemanfaatan dalam pembelajaran, namun penerapannya masih menjadi permasalahan serius bagi dunia pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa permasalahan, yaitu: Ketersediaan layanan, Ketersediaan fasilitas penunjang, Pemanfaatan oleh pendidik, dan Pemanfaatan oleh peserta didik.
Dengan ketersediaan layanan teknologi komunikasi serta fasilitas penunjang yang memadai memungkinkan potensi untuk menyesuaikan cara belajar dan mendapatkan informasi. Pemanfaan teknologi komunikasi sebagai media pembelajaran oleh tenaga pengajar juga masih menjadi suatu hal yang perlu mendapat perhatian melalui peningkatan kompetensinya. Bahkan siswa juga perlu membekali dirinya untuk tetap memanfaatkan teknologi komunikasi untuk memperoleh berbagai informasi pengetahuan dan menggunakannya sesuai dengan kaidah-kaidah moralitas.

2.6.      Karakteristik Teknologi Komunikasi dalam Pendidikan
Teknologi komunikasi memiliki hubungan dengan berapa karakteristik teknologi komunikasi dalam pendidikan secara formal, antara lain :

        a.          Bersifat formal, terkontrol serta terikat dalam aturan-aturan tertentu.
Teknologi komunikasi yang berada pada lingkup formal memiliki aturan-aturan yang dibuat oleh institusi pendidikan yang terkait. Sehingga penggunaannya diatur agar sesuai dengan penggunaan yang normatif dan sesuai tujuan intitusi tersebut. Sehingga pemanfaatanya tidak bisa sama dan bebas dengan pemanfaatan teknologi komunikasi di luar lingkup formal tersebut.
Sebagai contoh penggunaan internet, peserta didik dapat menggunakan internet hanya untuk tujuan-tujuan yang konstruktif seperti mencari informasi dari beberapa search engine, mailing, penggunaan situs jejaring sosial. Sehingga akses terhadap situs-situs yang sifatnya destruktif seperti situs-situs asusila yang ada dilakukan blocking sebagai tindakan preventif.

        b.          Bersifat terbatas.
Teknologi komunikasi yang disediakan oleh suatu institusi pendidikan tertentu tidak memungkinkan seseorang di luar institusi tersebut untuk bisa mengakses fasilitas yang ada. Sehingga yang memiliki privilege (keistimewaan) hanya orang-orang yang memang berada pada institusi tersebut. Batasan yang lain adalah terbatasnya waktu untuk mengakses teknologi tersebut.
Sebagai contoh adalah penggunaan jaringan wifi yang memang memiliki privilege untuk penggunaanya. Sehingga yang memungkinkan untuk mengakses fasilitas tersebut hanya orang-orang yang berada dalam lingkup institusi yang ada. Dan juga akses terhadap fasilitas yang ada juga memiliki batasan waktu. Sehingga tidak bisa secara terus menerus dalam sehari penuh dapat digunakan.

        c.          Bersifat instruksional.
Fasilitas yang berkenaan dengan teknologi komunikasi yang tersedia dalam institusi formal yang ada diharapkan memiliki sifat konstruktif salah satunya dengan menjalankan fungsi instruksional dalam pemanfaatannya. Sehingga dalam pendidikan formal kehadiran teknologi komunikasi dapat memberikan “profit” dalam setiap kegiatan institusi. Sehingga teknologi tersebut memang memiliki daya guna dalam pengaplikasiannya.

2.7.      Kelebihan dan Kekurangan Penerapan Teknologi Komunikasi dalam
            Pendidikan
Dalam proses penerapannya di lingkup pendidikan formal, teknologi komunikasi pendidikan memiliki kekurangan dan kelebihan. Namun secara umum peran teknologi tersebut secara garis besar membawa kelebihan dalam aplikasinya. Berikut adalah kelebihan dan kekurangannya:

a.          Kelebihan
          Dalam kegiatan pembelajaran.
1)         Proses pembelajaran yang disampaikan lebih variatif dan tidak monoton (penggunaan Power Point, CD tutorial dan interaktif).
2)          Penggunaan media dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan masing-masing pengguna, baik pendidik dan peserta didik.
3)          Proses pembelajaran tidak semata-mata secara tekstual.
4)          Banyak menekankan kepada poin-poin dari setiap materi yang disampaikan (Penggunaan Power Point).
5)         Akses informasi dari luar semakin cepat didapat (penggunaan internet).
6)         Bagi peserta didik akses tersebut murah, tanpa biaya yang besar.
          Dalam kegiatan administratif institusi.
1)         Monitoring yang mudah terhadap kegiatan akademis dan nonakademis.
2)      Mempercepat dan mempermudah pengerjaan tugas dari masing-masing fungsi struktur institusi formal.

            b.          Kekurangan
1)         Akses terbatas terhadap fasilitas yang ada, dalam hal ini waktu dan tempat.
2)         Penggunaanya terikat oleh aturan yang ada dalam institusi formal yang terkait.
3)        Beban biaya yang cukup besar dalam pengadaan, karena kebutuhannya secara masal








BAB III
PENUTUP
3.1.      Simpulan
Teknologi komunikasi dapat diaplikasikan dalam teknologi pembelajaran yang dapat membantu guru dan siswa, dan memiliki potensi berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan media teknologi pendidikan, yaitu dengan cara mencari dan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam belajar kemudian dicarikan pemecahannya melalui aplikasi Teknologi Informasi dan komunikasi yang sesuai. Upaya pemecahan permasalahan pendidikan terutama masalah yang berhubungan dengan kualitas pembelajaran, dapat ditempuh dengan cara penggunaan berbagai sumber belajar dan penggunaan media pembelajaran yang berfungsi sebagai alat bantu dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Penggunaan teknologi komunikasi dalam teknologi pendidikan harus bersifat formal dan terkontrol penggunaannya secara normatif sesuai tujuan pendidikan. Pemanfaatan teknologi komunikasi yang ada dalam institusi pendidikan harus dibatasi hanya untuk kalangan institusi dengan keperluan mengakses informasi untuk keperluan pendidikan, dan ketersediaan waktu yang disesuaikan dengan institusi pendidikan. Pemanfaatan teknologi komunikasi yang dilakukan dalam institusi pendidikan harus bersifat instruksional yang disesuaikan dengan daya guna dari teknologi informasi dan komunikasi.
Secara umum, kehadiran teknologi komunikasi sangat bermanfaat bagi pelaksanaan pembelajaran maupun pengelolaan administrasi. Namun teknologi komunikasi hanya akan menjadi barang berharga yang disimpan jika tidak dimanfaatkan secara baik, dan dapat menjadi barang terlarang jika dimanfaatkan untuk keperluan yang tidak normatif.
3.2.      Saran
Makalah ini dapat dijadikan sumber informasi tambahan diantara banyaknya sumber informasi yang ada.

 Semoga Bermanfaat :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar