BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perkembangan dunia salah satunya ditandai dengan
perkembangan IPTEK yang sangat pesat yang selalu memberikan kemudahan dan
keleluasaan tanpa batas waktu, ruang dan jarak. Koneksi secara elektronik
antarnegara, antarkawasan, antarbenua bisa dilakukan dengan mudah.
Inovasi-inovasi yang dihasilkan berkembang pesat dan mempengaruhi disemua
bidang kehidupan manusia. Bidang ekonomi, bidang Hankam, bidang Sosial budaya,
bidang Politik, dan bidang Pendidikan tidak pernah lepas dari sirkulasi
teknologi. Perkembangan teknologi komunikasi mempengaruhi perkembangan
pembangunan suatu bangsa yang mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan
menemukan informasi yang tidak terbatas melalui media sederhana tetapi juga
melalui media teknologi tinggi sebagai sumber informasi.
Salah satu bidang yang mendapatkan dampak yang cukup berarti
dengan perkembangan teknologi komunikasi adalah bidang pendidikan, dimana pada
dasarnya pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan informasi dari
pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi-informasi pendidikan, yang
memiliki unsur-unsur: pendidik sebagai sumber informasi, media sebagai sarana
penyajian ide, gagasan dan materi pendidikan serta peserta didik sebagai
pembelajar. Dengan perkembangan ini juga mempengaruhi perubahan penyelenggaraan
pendidikan nasional di Indonesia, sehingga sudah sepatutnya pendidikan nasional
dilaksanakan secara kondusif sebagai salah satu tuntutan zaman dengan segala
perkembangannya, dan membawa kita ke arah globalisasi yang menuntut kita untuk
terus mengembangkan Sumber daya Manusia (SDM).
Dengan penggunaan media elektronik dalam pemebelajaran maka
dikenal dengan pembelajaran elektronik (e-learning).
Dalam berbagai literatur e-learning
tidak terlepas dari jaringan Internet, karena media ini yang dijadikan sarana
untuk penyajian ide dan gagasan pembelajaran. Hal ini menunjukan bahwa
teknologi komunikasi berperan dalam teknologi pembelajaran untuk meningkatkan
mutu pendidikan.
Dalam kajian makalah ini, akan dibahas tentang: Bagaimana
peranan teknologi komunikasi dalam bidang pendidikan. Bagaimana karakteristik
yang dimiliki teknologi komunikasi jika diterapkan dalam pendidikan formal.
Bagaimana kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh teknologi komunikasi
pendidikan yang diaplikasikan dalam pendidikan formal.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka rumusan masalah yang didapat antara lain,
1. Bagaimana
teknologi komunikasi dalam metodologi pembelajaran?
2. Seperti apa teknologi komunikasi dalam modernisasi pendidikan?
3. Apa saja fungsi teknologi komunikasi dalam pendidikan?
4. Apa saja faktor pendukung teknologi komunikasi dalam pendidikan?
5. Apa saja masalah penggunaan teknologi komunikasi dalam pendidikan?
6. Apa saja karakteristik teknologi komunikasi dalam pendidikan?
7. Apa saja kelebihan dan kekurangan penerapan teknologi komunikasi dalam
pendidikan?
2. Seperti apa teknologi komunikasi dalam modernisasi pendidikan?
3. Apa saja fungsi teknologi komunikasi dalam pendidikan?
4. Apa saja faktor pendukung teknologi komunikasi dalam pendidikan?
5. Apa saja masalah penggunaan teknologi komunikasi dalam pendidikan?
6. Apa saja karakteristik teknologi komunikasi dalam pendidikan?
7. Apa saja kelebihan dan kekurangan penerapan teknologi komunikasi dalam
pendidikan?
1.3.
Tujuan
Dari rumusan masalah
tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai antara lain,
1.
Mengetahui dan memahami teknologi komunikasi
dalam metodologi pembelajaran.
2.
Mengetahui dan memahami teknologi komunikasi
dalam modernisasi pendidikan.
3.
Mengetahui dan memahami fungsi teknologi
komunikasi dalam pendidikan.
4.
Mengetahui dan memahami faktor pendukung
teknologi komunikasi dalam pendidikan.
5.
Mengetahui dan memahami masalah penggunaan
teknologi komunikasi dalam pendidikan.
6.
Mengetahui dan memahami karakteristik
teknologi komunikasi dalam pendidikan.
7.
Mengetahui dan memahami kelebihan dan
kekurangan penerapan teknologi komunikasi dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Teknologi Komunikasi dalam Metodologi
Pembelajaran
Kata
teknologi sering dipahami oleh orang awam sebagai sesuatu yang berupa mesin
atau hal-hal yang berkaitan dengan permesinan, namun sesungguhnya teknologi
pendidikan memiliki makna yang lebih luas, karena teknologi pendidikan
merupakan perpaduan dari unsur manusia, mesin, ide, prosedur, dan
pengelolaannya (Hoba, 1977), kemudian pengertian tersebut akan lebih jelas
dengan pengertian bahwa pada hakikatnya teknologi adalah penerapan dari ilmu
atau pengetahuan lain yang terorganisir ke dalam tugas-tugas praktis
(Galbraith, 1977). Teknologi tidak dapat dipisahkan dari masalah, sebab
teknologi lahir dan dikembangkan untuk memecahkan perpermasalahan yang dihadapi
oleh manusia, dalam hal ini keberadaan teknologi harus dimaknai sebagai upaya
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam masalah pembelajaran.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka teknologi pendidikan juga dapat dipandang
sebagai suatu produk dan proses (Sadiman, 1993). Sebagai suatu produk teknologi
pendidikan mudah dipahami karena sifatnya lebih konkrit seperti radio,
televisi, proyektor dan sebagainya. Teknologi pendidikan bisa dipahami sebagai
sesuatu proses yang kompleks, dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide,
peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan untuk mengatasi
permasalahan melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah tersebut
yang mencakup semua aspek belajar manusia. (AECT, 1977). Sejalan dengan hal
tersebut, maka lahirnya teknologi pendidikan dari adanya permasalahan dalam
pendidikan. Permasalahan pendidikan yang mencuat saat ini, meliputi pemerataan
kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan mutu/kualitas, relevansi, dan
efisiensi pendidikan. Permasalahan serius yang masih dirasakan oleh pendidikan
mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi adalah masalah kualitas,
tentu saja ini dapat di pecahkan melalui pendekatan teknologi pendidikan.
Terdapat
tiga prinsip dasar dalam teknologi pendidikan sebagai acuan dalam pengembangan
dan pemanfaatannya, yaitu : pendekatan sistem, berorientasi pada
siswa/mahasiswa, dan pemanfaatan sumber belajar (Sadiman, 1984:44). Prinsip
pendekatan sistem berarti bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran
perlu desain/perancangan dengan menggunakan pendekatan sistem. Dalam merancang
pembelajaran diperlukan langkah-llangkah procedural meliputi : identifikasi
masalah, analisis keadaan, identifikasi tujuan, pengelolaan pembelajaran,
penetapan metode, penetapan media evaluasi pembelajaran (IDI model, 1989) .
Prinsip berorientasi pada siswa beratri bahwa dalam pembelajaran hendaknya
memusatkan perhatiannya pada peserta didik dengan memperhatikan karakteristik,
minat, potensi dari siswa. Prinsip pemanfaatan sumber belajar berarti dalam
pembelajaran siswa hendaknya dapat memanfaatkan sumber belajar untuk mengakses
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya.
Teknologi
pendidikan merupakan suatu bidang yang menekankan pada aspek belajar siswa
melalui suatu upaya yang dilakukan dalam kegiatan pendidikan dengan
memperhatikan bagaimana siswa dapat belajar, dengan cara mengidentifikasi,
mengembangkan, mengorganisasi, serta menggunakan segala macam sumber belajar
untuk mencapai tujuan. Dengan demikian upaya pemecahan masalah dalam pendekatan
teknologi pendidikan adalah dengan mendayagunakan sumber belajar. Hal ini
sesuai dengan ditandai dengan pengubahan istilah dari teknologi pendidikan
menjadi teknologi pembelajaran.
2.2. Teknologi Komunikasi dalam Modernisasi Pendidikan
Menurut
Resnick (2002) ada tiga hal penting yang harus dipikirkan ulang terkait dengan
modernisasi pendidikan: (1) bagaimana kita belajar (how people learn); (2) apa
yang kita pelajari (what people learn); dan (3) kapan dan dimana kita belajar
(where and when people learn).
Bagaimana
kita belajar, terkait dengan metode dan model pembelajaran yang terjadi melalui
interaksi antara guru dengan siswa dalam pembelajaran. Terkait dengan ini,
menurut Pannen (2005), saat ini terjadi perubahan paradigma pembelajaran
terkait dengan ketergantungan terhadap guru dan peran guru dalam proses
pembelajaran. Proses pembelajaran seharusnya tidak 100% bergantung kepada guru
lagi (instructor dependent) tetapi lebih banyak terpusat kepada siswa
(student-centered learning atau instructor independent), sehingga guru tidak
lagi dijadikan satu-satunya rujukan semua pengetahuan tetapi lebih sebagai
fasilitator atau konsultan.
Secara
umum, penerapan teknologi komunikasi dalam pendidikan yaitu penerapan pada
kegiatan pembelajaran dan penerapan pada kegiatan administratif institusi.
Lebih jauh mengenai peranannya, dijelaskan sebagai berikut:
a. Penerapan
di dalam kegiatan pembelajaran.
Peranan
teknologi komunikasi dalam pembelajaran ditandai dengan hadirnya e-learning dengan semua variasi
tingkatannya telah memfasilitasi perubahan dalam pembelajaran yang disampaikan
melalui semua media elektronik termasuk seperti: audio/video, TV interaktif, CD
ROM, intranet dan internet. Secara umum, peranan e-learning dalam proses pembelajaran
dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni: Komplementer,
mengandaikan bahwa cara pembelajaran dengan pertemuan tatap-muka masih berjalan
tetapi ditambah dengan model interaksi berbantuan teknologi informasi; Substitusi, sebagian besar proses pembelajaran
dilakukan berbantuan teknologi informasi.
Dalam
kegiatan pembelajaran, penerapan teknologi komunikasi dapat terlihat dari
bagaimana cara pendidik memberikan sebuah materi yang disampaikan kepada
peserta didik. Peran sekolah sebagai institusi yang memfasilitasi sarana
(teknologi komunikasi) dalam menunjang kegiatan pembelajaran, seperti komputer
atau laptop, Internet atau jaringan wifi, LCD proyektor, TV, VCD, OHP/OHT, Tape
recorder dan sebagainya. Dari fasilitas-fasilitas yang ada tersebut dapat dimanfaatkan
pendidik untuk mengakomodasi teknik pembelajaran yang akan digunakan.
Paradigma
dari perkembangan teknologi komunikasi yang ada mengakibatkan model belajar
konvensinal sedikit demi sedikit berubah. Untuk itu tuntutan bagi pendidik agar
bisa mengikuti perkembangan teknologi komunikasi yang ada. Sehingga diharapkan
kegiatan belajar berjalan efektif karena ditunjang dengan kemapuan dari
pendidik dalam memanfaatkan teknologi yang ada.
Beberapa
contoh penerapan teknologi komunikasi dalam kegiatan pembelajaran adalah:
1) Penggunaan
media pembelajaran oleh pendidik dalam penyampaian materi pelajaran seperti
Power Point, Windows Journal, CD tutorial dan interaktif, Penggunaan OHT, tutor
audio, dan sebagainya.
2) Penggunaan internet atau jaringan
wifi yang disediakan oleh sekolah sebagai sarana peserta didik untuk mencari
referensi tugas-tugas yang diberikan oleh pendidik.
3) Penggunaan
komputer sebagai sarana praktek terhadap materi-materi tertentu yang memang
membutuhkan fasiltas komputer seperti, materi TIK yang mengajarkan penggunaan
aplikasi office, desain grafis, dan sebagainya.
b.
Penerapan di dalam kegiatan administratif institusi.
Dalam
menjalankan seluruh kegiatan operasinalnya, sekolah banyak memanfaatkan
berbagai teknologi, khusunya yang berbasis teknologi komunikasi untuk
mempermudah seluruh kegiatannya. Contoh penerapan teknologi komunikasi dalam
kegiatan administratif adalah:
1) Penggunaan
komputer dalam sistem penilaian prestasi akademis peserta didik.
2) Penggunaan komputer
untuk pendataandatabase identitas seluruh warga sekolah baik peserta didik dan
pendidik.
3) Penggunaan
internet sebagai akses aktualisasi identitas institusi pendidikan (website
sekolah atau perguruan tinggi) dan monitoring penialaian secara online.
4) Penggunaan
perangkat audio (sound sistem, tape recorder) dan visual (LCD proyektor, TV)
untuk kegiatan di luar pembelajaran seperti rapat, diklat, seminar, dan
sebagainya.
2.3. Fungsi Teknologi Komunikasi dalam Pendidikan
Teknologi
komunikasi memilliki tiga fungsi utama yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, yaitu: (1) Teknologi berfungsi sebagai alat (tools). Dalam hal ini, teknologi komunikasi digunakan sebagai alat
bantu bagi pengguna (user) atau siswa
untuk membantu pembelajaran, misalnya dalam mengolah kata, mengolah angka,
membuat desain grafis, membuat database, membuat program administratif untuk
siswa, guru dan staf, data kepegawaian, keungan dan sebagainya. (2) Teknologi
berfungsi sebagai ilmu pengetahuan (science).
Dalam hal ini teknologi sebagai bagian dari disiplin ilmu yang harus dikuasai
oleh siswa dalam meningkatkan kompetensinya. (3) Teknologi berfungsi sebagai
bahan dan alat bantu untuk pembelajaran (literacy).
Dalam hal ini teknologi dimaknai sebagai bahan pembelajaran sekaligus sebagai
alat bantu untuk menguasai sebuah kompetensi berbantuan komputer dengan tetap
menjadikan guru sebagai fasilitator, motivator, transmiter, dan evaluator dalam
prinsip pembelajaran tuntas.
Dengan
demikian, teknologi informasi dan komunkasi harus tetap ada dalam pendidikan
dan terus dikembangkan dengan cara: (1) Meminimalisir kelemahan internal dengan
mengadakan perkenalan teknologi informasi global dengan alat teknologi
informasi itu sendiri (radio, televisi, komputer), (2) Mengembangkan teknologi informasi
menjangkau seluruh daerah dengan teknologi informasi itu sendiri (Local Area
Network, Metropolitan Area Network dan Wide Area Network), dan (3) Pengembangan
warga institusi pendidikan menjadi masyarakat berbasis teknologi informasi agar
dapat berdampingan dengan teknologi informasi melalui alat-alat teknologi
informasi.
Peran dan
fungsi teknologi informasi dalam konteks yang lebih luas, yaitu dalam manajemen
dunia pendidikan, berdasar studi tentang tujuan pemanfaatan teknologi informasi
di dunia pendidikan terkemuka di Amerika, Alavi dan Gallupe (2003) menemukan
beberapa tujuan pemanfaatan teknologi informasi, yaitu (1) memperbaiki
competitive positioning; (2) meningkatkan brand image; (3) meningkatkan
kualitas pembelajaran dan pengajaran; (4) meningkatkan kepuasan siswa; (5)
meningkatkan pendapatan; (6) memperluas basis siswa; (7) meningkatkan kualitas
pelayanan; (8)mengurangi biaya operasional; dan (9) mengembangkan produk dan
layanan baru. Karenanya, tidak mengherankan jika saat ini banyak institusi
pendidikan di Indonesia yang berlomba berinvestasi dalam bidang teknologi
informasi untuk memenangkan persaingan yang semakin ketat. Maka dari itu untuk
memenangkan pendidikan yang bermutu maka disolusikan untuk memposisikan
institusi pendidikan pada lingkungan peluang yang menguntungkan dan kekuatan
internal yang kuat.
2.4. Faktor Pendukung Teknologi Komunikasi dalam Pendidikan
Teknologi
komunikasi yang merupakan bahan pokok dari e-learning itu sendiri berperan
dalam menciptakan pelayanan yang cepat, akurat, teratur, akuntabel dan
terpercaya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka ada beberapa faktor yang
mempengaruhi teknologi informasi yaitu: (1)Infrastruktur, (2)Sumber Daya
Manusia, (3)Kebijakan, (4)Finansial, dan (5)Konten dan Aplikasi (Soekartawi,2003).
Dengan
demikian, agar teknologi komunikasi dapat berkembang dengan pesat maka perlu
diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yakni: Pertama, dibutuhkan infrastruktur yang memungkinkan akses informasi
di manapun dengan kecepatan yang mencukupi. Kedua,
faktor SDM menuntut ketersediaan human brain yang menguasai teknologi tinggi. Ketiga, faktor kebijakan menuntut adanya
kebijakan berskala makro dan mikro yang berpihak pada pengembangan teknologi
informasi jangka panjang. Keempat,
faktor finansial membutuhkan adanya sikap positif dari pihak-pihak penyedia
dana seperti pemerintah, bank dan lembaga keuangan lain untuk membantu
pengembangan teknologi komunikasi dalam pendidikan. Kelima, faktor konten dan aplikasi menuntut adanya informasi yang
disampai pada orang, tempat, dan waktu yang tepat serta ketersediaan aplikasi
untuk menyampaikan konten tersebut dengan nyaman pada penggunanya.
E-learning
yang merupakan salah satu produk teknologi informasi dalam pendidikan tentu
juga memiliki faktor pendukung dalam terciptanya pendidikan yang bermutu,
adapun faktor-faktor tersebut; Pertama, harus ada kebijakan sebagai payung yang
antara lain mencakup sistem pembiayaan dan arah pengembangan. Kedua,
pengembangan isi atau materi, misalnya kurikulum harus berbasis teknologi
komunikasi. Dengan demikian, nantinya yang dikembangkan tak sebatas operasional
atau latihan penggunaan komputer. Ketiga, persiapan tenaga pengajar, dan
Keempat, penyediaan perangkat kerasnya (Soekartawi,2003).
2.5. Masalah Penggunaan Teknologi Komunikasi dalam Pendidikan
Teknologi
komunikasi mengalami perkembangan yang sangat pesat yang dapat dimanfaatkan
dalam berbagai bidang, salah satu teknologi informasi dan komunikasi yang
sangat canggih adalah internet. Internet merupakan salah satu instrumen dalam
era globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan
terhubung dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan
atau kebangsaan. Melalui internet setiap orang dapat mengakses ke dunia global
untuk memperoleh informasi dalam berbagai bidang dan pada gilirannya akan
memberikan pengaruh dalam keseluruhan perilakunya. Kehadiran teknologi
komunikasi membawa banyak potensi manfaat bagi pendidikan, disamping itu
kehadiran teknologi komunikasi juga dapat membawa masalah. Khususnya Internet,
penyebaran informasi yang sangat luas, cepat dan sulit terkendalikan telah
membuka akses terhadap informasi yang tidak bermanfaat dan merusak moral bagi
sebagian pengguna. Karena itu, penyiapan etika siswa juga perlu dilakukan dalam
penggunaan teknologi informasi dan komunikas untuk menghadang berbagai
informasi yang tidak bermanfaat.
Kehadiran
teknologi komunikasi membawa pengaruh pemanfaatan dalam pembelajaran, namun
penerapannya masih menjadi permasalahan serius bagi dunia pendidikan. Hal ini
dapat dilihat dari beberapa permasalahan, yaitu: Ketersediaan layanan,
Ketersediaan fasilitas penunjang, Pemanfaatan oleh pendidik, dan Pemanfaatan
oleh peserta didik.
Dengan
ketersediaan layanan teknologi komunikasi serta fasilitas penunjang yang
memadai memungkinkan potensi untuk menyesuaikan cara belajar dan mendapatkan
informasi. Pemanfaan teknologi komunikasi sebagai media pembelajaran oleh
tenaga pengajar juga masih menjadi suatu hal yang perlu mendapat perhatian
melalui peningkatan kompetensinya. Bahkan siswa juga perlu membekali dirinya
untuk tetap memanfaatkan teknologi komunikasi untuk memperoleh berbagai
informasi pengetahuan dan menggunakannya sesuai dengan kaidah-kaidah moralitas.
2.6. Karakteristik Teknologi Komunikasi dalam Pendidikan
Teknologi
komunikasi memiliki hubungan dengan berapa karakteristik teknologi komunikasi
dalam pendidikan secara formal, antara lain :
a.
Bersifat formal, terkontrol serta terikat dalam
aturan-aturan tertentu.
Teknologi
komunikasi yang berada pada lingkup formal memiliki aturan-aturan yang dibuat
oleh institusi pendidikan yang terkait. Sehingga penggunaannya diatur agar
sesuai dengan penggunaan yang normatif dan sesuai tujuan intitusi tersebut.
Sehingga pemanfaatanya tidak bisa sama dan bebas dengan pemanfaatan teknologi
komunikasi di luar lingkup formal tersebut.
Sebagai
contoh penggunaan internet, peserta didik dapat menggunakan internet hanya
untuk tujuan-tujuan yang konstruktif seperti mencari informasi dari beberapa
search engine, mailing, penggunaan situs jejaring sosial. Sehingga akses
terhadap situs-situs yang sifatnya destruktif seperti situs-situs asusila yang
ada dilakukan blocking sebagai tindakan preventif.
b.
Bersifat terbatas.
Teknologi
komunikasi yang disediakan oleh suatu institusi pendidikan tertentu tidak
memungkinkan seseorang di luar institusi tersebut untuk bisa mengakses
fasilitas yang ada. Sehingga yang memiliki privilege (keistimewaan) hanya
orang-orang yang memang berada pada institusi tersebut. Batasan yang lain
adalah terbatasnya waktu untuk mengakses teknologi tersebut.
Sebagai
contoh adalah penggunaan jaringan wifi yang memang memiliki privilege untuk
penggunaanya. Sehingga yang memungkinkan untuk mengakses fasilitas tersebut
hanya orang-orang yang berada dalam lingkup institusi yang ada. Dan juga akses
terhadap fasilitas yang ada juga memiliki batasan waktu. Sehingga tidak bisa
secara terus menerus dalam sehari penuh dapat digunakan.
c.
Bersifat instruksional.
Fasilitas
yang berkenaan dengan teknologi komunikasi yang tersedia dalam institusi formal
yang ada diharapkan memiliki sifat konstruktif salah satunya dengan menjalankan
fungsi instruksional dalam pemanfaatannya. Sehingga dalam pendidikan formal
kehadiran teknologi komunikasi dapat memberikan “profit” dalam setiap kegiatan
institusi. Sehingga teknologi tersebut memang memiliki daya guna dalam
pengaplikasiannya.
2.7. Kelebihan dan Kekurangan Penerapan Teknologi Komunikasi dalam
Pendidikan
Dalam
proses penerapannya di lingkup pendidikan formal, teknologi komunikasi
pendidikan memiliki kekurangan dan kelebihan. Namun secara umum peran teknologi
tersebut secara garis besar membawa kelebihan dalam aplikasinya. Berikut adalah
kelebihan dan kekurangannya:
a.
Kelebihan
Dalam kegiatan pembelajaran.
1) Proses pembelajaran yang disampaikan
lebih variatif dan tidak monoton (penggunaan Power Point, CD tutorial dan
interaktif).
2) Penggunaan media dapat disesuaikan
dengan tingkat kemampuan masing-masing pengguna, baik pendidik dan peserta
didik.
3) Proses pembelajaran tidak
semata-mata secara tekstual.
4) Banyak menekankan kepada poin-poin
dari setiap materi yang disampaikan (Penggunaan Power Point).
5) Akses informasi dari luar semakin
cepat didapat (penggunaan internet).
6) Bagi peserta didik akses tersebut
murah, tanpa biaya yang besar.
Dalam kegiatan administratif institusi.
1) Monitoring yang mudah terhadap
kegiatan akademis dan nonakademis.
2) Mempercepat dan mempermudah
pengerjaan tugas dari masing-masing fungsi struktur institusi formal.
b.
Kekurangan
1) Akses terbatas terhadap fasilitas
yang ada, dalam hal ini waktu dan tempat.
2) Penggunaanya terikat oleh aturan
yang ada dalam institusi formal yang terkait.
3) Beban biaya yang cukup besar dalam
pengadaan, karena kebutuhannya secara masal
BAB III
PENUTUP
3.1.
Simpulan
Teknologi
komunikasi dapat diaplikasikan dalam teknologi pembelajaran yang dapat membantu
guru dan siswa, dan memiliki potensi berperan dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan dengan
menggunakan media teknologi pendidikan, yaitu dengan cara mencari dan
mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam belajar kemudian dicarikan
pemecahannya melalui aplikasi Teknologi Informasi dan komunikasi yang sesuai.
Upaya pemecahan permasalahan pendidikan terutama masalah yang berhubungan
dengan kualitas pembelajaran, dapat ditempuh dengan cara penggunaan berbagai
sumber belajar dan penggunaan media pembelajaran yang berfungsi sebagai alat bantu
dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Penggunaan
teknologi komunikasi dalam teknologi pendidikan harus bersifat formal dan
terkontrol penggunaannya secara normatif sesuai tujuan pendidikan. Pemanfaatan
teknologi komunikasi yang ada dalam institusi pendidikan harus dibatasi hanya
untuk kalangan institusi dengan keperluan mengakses informasi untuk keperluan
pendidikan, dan ketersediaan waktu yang disesuaikan dengan institusi
pendidikan. Pemanfaatan teknologi komunikasi yang dilakukan dalam institusi
pendidikan harus bersifat instruksional yang disesuaikan dengan daya guna dari
teknologi informasi dan komunikasi.
Secara umum, kehadiran teknologi
komunikasi sangat bermanfaat bagi pelaksanaan pembelajaran maupun pengelolaan
administrasi. Namun teknologi komunikasi hanya akan menjadi barang berharga
yang disimpan jika tidak dimanfaatkan secara baik, dan dapat menjadi barang
terlarang jika dimanfaatkan untuk keperluan yang tidak normatif.
3.2. Saran
Makalah ini dapat dijadikan sumber informasi tambahan
diantara banyaknya sumber informasi yang ada.
Semoga Bermanfaat :)